BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Setiap masing-masing
orang atau setiap individu memiliki karakter yang berbeda. Meskipun individu
itu kembar itulah uniknya perbedaan karakteristik itu juga merupakan sifata
alamiah yang bukan di buat-buat oleh manusia.
Manusia juga merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan antara
aspek jasmani dan rohani.
Aspek-aspek yang ada dalam individu akan tampak gejala-gejalanya dalam
perkembangan individu tersebut.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan individu sebagai suatu kesatuan?
2. Apa
saja gejala-gejala yang terjadi pada
diri individu?
3. Apa
perbedaan karakteristik individual?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian individu sebagai suatu kesatuan
2. Untuk
mengetahui gejala-gejala yang terjadi
pada diri individu
3. Untuk
mengetahui perbedaan karakteristik individual
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
individu sebagai suatu kesatuan
Agar
memudahkan untuk mengenal dan memahami karakteristik individu secara umum
terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan individu. Individu merupakan satu kesatuan aspek atau jasmani dan aspek psikis atau rohani / jiwa yang tidak dapat
dipisahkan. Fisik atau jasmani
merupakan aspek yang bersifat kasat mata, kongkret dapat diamati dan tidak kekal, sedangkan aspek psikis, rohani atau jiwa merupakan aspek yang bersifat abstrak, immaterial, tidak dapat
diamati dan kekal.[1]
Individu
adalah orang seseorang, perorangan, pribadi orang atau terpisah dari yang lain.[2]
Jadi, individu adalah seseorang yang memiliki aspek jasmani dan juga aspek
psikis yang tak dapat dipisahkan.Menurut Plato (427-347 SM) Membagi Psikis
menjadi tiga aspek yaitu :
1.
Pikir atau kognisi, yang berlokasi di kepala
2.
Kehendak yang berlokasi di dada
3.
Keinginan, yang berlokasi di perut
Istilah dari Plato itu terkenal
dengan sebutan (trikotomi) artinya tiga dalam satu. Konsep yang di buat oleh
Plato kemudian diikuti leh Filsuf lain antaranya adalah Jean jaques Rousseau
(Prancis, 1712-1778), J.N. tetens (Jerman, 1736-1805) dan juga Immanuel Kant
(Jerman,1724-1805).[3]
Sedangkan menurut Aristoteles,
gejala jiwa tidak terbagi tiga melainkan terbagi dua yaitu :
1.
Kognisi, gejala mengenal yang berpusat pada pikir
2.
Konasi, gejala menghendaki yang berpusat pada kemauan
Konsep yang dibuat oleh Aristoteles ini kemudian di
kenal dengan sebutan (dikotomi) yang berarti dua dalam satu.kemdian konsep ini
di ikuti pula oleh Cristian Wolf (Jerman,1670-1754)
Perlu
ditegaskan di sini bahwa pembagian jiwa dengan pendekatan trikotomi maupun dikotomi
ini merupakan hasil perenungan filosofis sehingga sifatnya teoristis. Dalam
kenyataannya, jiwa itu sendiri tidak dapat dipetak-petak atau dibagi-bagi. Oleh
karena itu, pada perkembangan berikutnya terutama sejak zaman Abad Pertengahan,
para filsuf pada era itu mulai menyadari dan semakin mngembangkan pemikiran dan
pengkajian mengenai jiwa manusia ini.
Pandngan
para filosuf Abad Pertengahan tentang aspek jasmani dan rohani dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
1.
Antara
jasmani dan rohani itu merupakan suatu kesatuan sehingga tidak dapat
dibagi/dipisahkan sama sekali. Pandangan ini kemudian dikenal dengan pendekatan
“monisme”.
2.
Meskipun
disadari bahwa aspek jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan, tetapi, antara
jasmani dan rohani itu dapat berdiri sendiri. Pandangan ini kemudian dikenal
dengan pendekatan “dualisme”.
Pandangan
monisme maupun dualisme itu sama-sama sepakat bahwa individu merupakan suatu
kesatuan jasmani dan rokani yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, tidak mungkin
seseorang berpikir tanpa ada unsur kemauan dan tidak mungkin seseorang
menginginkan sesuatu tanpa ada unsur berfikir. . Bahkan ketika pikiran sedang sibuk, raut muka yang bersifat fisik itu tampak berbeda dengan keadaannya pada saat
pikiran sedang santai. Keadaan jiwa yang tengah bergembira karena mendapatkan
suatu keberuntungan akan tercermin pada gerak langkah dan ekspresi seseorang.
Sebaliknya, seseorang yang sedang kesusahna atau mendapatkan suatu
ketidak-beruntungan juga akan tampak dalam ekspresi wajahnya.[4]
B. Gejala-gejala yang terjadi pada berbagai aspek diri
individu
Manusia
merupakan satu kesatuan yang tak mungkin dapat di pisahkan antara aspek jasmani
dan aspek rohani oleh sebab itu segala bentuk dari gejalanya bisa tampak dari
perkembangan aspek individu yang di paparkan sebagaimana berikut ini.
Drs.H. M.
Arifan, M.Ed. merangkum berbagai pendapat ahli biologi tentang makna
pertumbuhan dan perkembanagan sebagai berikut “pertumbuhan sebagai suatu
penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukurat demensif tubuh serta
bagian-bagiannya.[5]
1. Aspek jasmani (fisik)
Setiap
individu memiliki gejala-gejala aspek fisik yang menandakan bahwa individu itu
mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
a.
Pada wanita
-
Pertumbuhan payudara
-
Kulit yang semakin halus
b.
Pada pria
-
Munculnya lekum atau jakun
-
Otot yang semakin kasar dan kekar
2. Aspek Intelek
Gejala yang tampak sebagai perkembangan individu dalam aspek intelek antar
lain :
a.
Perubahan
secara kuantitatif dan kaulitatif mengenai kemampuan anak dalam mengatasi
berbagai masalah. Perubahan secara kuantitatif berarti semakin banyak hal-hal
yang dapat diatasi, sedangkan perubahan kualitatif berarti semakin dapat
mengatasi hal-hal yang lebih sulit.
b.
Semakin
berkurangnya berpikir konkrit dan semakin berkembangnya berpikir abstrak.
Berpikir konkrit ialah berpikir yang terikat pada bendanya dan sangat
memerlukan bantuan alat peraga jika benda aslinya tidak ada, sedangkan berpikir
abstrak ialah berpikir yang tidak terikat pada bendanya.
c.
Semakin
berkembangaanya kemampuan memecahkan masalah-masalah yajng bersifat hipotetis.. Artinya, semakin mampu membuat perencanaan, penaksiran, atau bahkan
prakiran kecenderungan sesuatu di masa yang akan datang.
3. Aspek emosi
a.
Ketidakstabilan
emosi pada anak remaja.
b.
Sikap
emosional yang meluap-luap.
c.
Semakin
mampu mengendalikan diri.
4. Aspek sosial
a.
Memilikli sikap
toleran, empati, sertas memahami dan menerima pendapat orang lain
b.
Semakin
santun dalam menyampaikan pendapat maupun kritik kepada orang lain.
c.
Adanya
keinginan untuk selalu bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
d.
Semakin
senang tolong menolong.
e.
Bersedia
memberikan sesuatu yang dibutuhkan orang lain.
f.
Hormat,
sopan, ramah dan menghargai orang lain.
5. Aspek bahasa
a.
Bertambahnya
perbendaharaan kata.
b.
Mahir dan
lancer dalam menggunakan bahasa dengan memilih kata yang tepat penggunaan
tekanan kalimat tepat dan membuat variasi kalimat.
c.
Dapat
memformulasikan kalimat dengan baik dan benar dalam menjabarkan idea tau
konsep.
d.
Dapat
memformulasikan kalimat dengan baik dan benar untuk meringkas ide ke dalam deskripsi singkat.
6. Aspek bakat khusus
Bakat
merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu
yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat
berkembang dengan baik. Di dalam definisi bakat yang dikemukakan Guilford mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi perceptual, dimensi
psikomotor, dan dimensi intelektual. Ketiga dimensi itu menggambarkan bahwa
bakat tersebut mencakup kemampuan dalam pengindraan, ketepatan dan kecepatan
menangkap makna, kecepatan dan ketepatan bertindak, serta kemampuan berpikir
inteligen.[6]
Jadi,
jika sudah mengetahui bakat khusus yang dimiliki pembelajaran dalam proses
pendidikanpun dapat dilakukan dengan mudah dan dapat output yang memuaskan pula tentunya.
7.
Aspek
nilai, moral dan sikap
a. Pandangan hidup semakin jelas dan tegas
b.
Memahami hal
yang baik dan buruk serta tindakan yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
c.
Menghargai
dan menaati serta menerapkan nilai dan norma.
d.
Menentang
kebiasaan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
C. Perbedaan karakteristik individual
Berbagai aspek
dalam diri individu berkembang melalui cara yang bervariasi dan oleh karena itu
menghasilkan perubahan karakteristik individual yang bervariasi pula. Perbedaan
perkembangan berbagai karakteristik individual itu tampak dalam aspek – aspek
yang ada pada setiap diri individu sebagaimana dijelaskan sebagai berikut :
1. Perbedaan karakteristik individual aspek fisik.
Gejala-gejala perkembangan aspek fisik dalam perbedaan
perkembangan karakteristik
a.
Ada anak yang lekas lelah ada juga yang kuat
b.
Ada yang cepat dalam bekerja ada juga yang lamban
c.
Ada yang sanggup menahan lapar ada juga yang tidak
tahan
2. Perbedaan karakteristik individual aspek intelek
Gejala-gejala perkembangan aspek intelek dalam
perbedaan perkembangan karakteristik
a.
Ada yang cerdas, kurang cerdas bahkan sangat kurang
cerdas
b.
Ada yang dengan cepat memecahkan masalah ada yang
kurang bahkan tidak bisa sama sekali
c.
Ada yang sanggup berfikir abstrak dan kreatif ada juga yang bisa berfikir jia diberi
bantuan benda lain.
3. Perbedaan karakteristik individual aspek emosi
Gejala-gejala perkembangan aspek emosi dalam perbedaan
perkembangan karakteristik
a.
Ada anak yang mudah marah ada pula yang penyabar
b.
Ada yang peka/perasa ada juga yang acuh/tidak peduli
c.
Ada yang pemalu dan penaku ada juga yang pemberani
4. Perbedaan karakteristik individual aspek sosial
Gejala-gejala perkembangan aspek sosial dalam
perbedaan perkembangan karakteristik
a.
Ada anak yang mudah bergaul ada juga anak yang sulit
bergaul
b.
Ada yang bersikap toleran ada juga anak yang bersikap
egois
c.
Ada anak yang mudah memahami perasaan temannya ada
juga anak yang mau menang sendiri
d.
Ada yang kepedulian
sosialnya tinggi ada juga yang tak mau ambil tau
e.
Ada anak yang memikirkan orang lain ada juga anak yang
hanya ingin memikirkan dirinya sendiri
d.
Ada yang pemalu dan penaku ada juga yang pemberani
5. Perbedaan karakteristik individual aspek bahasa
Gejala-gejala perkembangan aspek ahasa dalam perbedaan
perkembangan karakteristik
a.
Ada anak
yang mudah berbicara dengan lancar, ada pula yang gugup.
b.
Ada anak y
ang dapat berbicara secara ringkas dan jelas, tetapi ada pula yang
berbelit-belit dan tidak jelas.
c.
Ada anak
yang berbicara dengan intonasai yang menarik, ada pula yang monoton.
6. Perbedaan
karakteristik individual pada aspek bakat
Gejala-gejala perkembangan aspek bakat dalam perbedaan
perkembangan karakteristik
a.
Ada anak
yang sejak kecil mudah memainkan alat musik, namun ada juga yang sampai dewasa
tidak dapat memainkan alat musik.
b.
Ada anak
yang mudah melukis, namun ada pula yang sangat sulit.
c.
Ada anak
yang cepat menghafal dan menyanyikan lagu dengan baik, tetapi ada pula yang
sulit.
7. Perbedaan
karakteristik individual pada aspek nilai, moral dan sikap
Gejala-gejala perkembangan aspek nilai, moral dan
sikap dalam perbedaan perkembangan karakteristik
a.
Ada anak yang
taat norma, ada yang tidak
b.
Ada anak
yang berperilaku dan bermoral
tinggi, ada juga yang tidak bermoral dan tak
senonoh
c.
Ada anak
yang sopan dan santun, tetapi ada yang seenaknya saja sendiri atau tidak punya
sopan santun.
Jadi, dapat disimpulkan bahawa setiap
individu memiliki karakter yang berbeda-beda.menyamaratakan pendidikan terhadap
individu yang memiliki karakteristik berbeda satu sam alain berarti mengingkari
hakikat dan kodrat kemanusiaannya sehingga akan memperoleh hasil yang kurang
memuaskan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Individu
adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi yang tunggal dan
khas.
2.
Manusia
harus mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis.
3.
Manusia merupakan satu kesatuan yang tak mungkin dapat
di pisahkan antara aspek jasmani dan aspek rohani
4.
Kematangan
pertumbuhan fisik yang ditandai oleh berfungsinya masing-masing organ,
berpengaruh terhadap perkembangan non-fisik, seperti berpikir, bahasa, sosial,
emosi, dan pengenalan terhadap nilai, norma, dan moral.
B.
Saran
Agar memudahkan
dalam proses belajar-mengajar anak hendaknya
bagi kita selaku calon pendidik terlebih dahulu mengenal pada tiap-tiap
karakter dari individu para peserta didik. Karena belum individu memiliki
karakter yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
-
Ali, Muhammad dan Asrori,Muhammad.Psikologi remaja.Jakarta:Bumi aksara
-
Al-mighwar, Muhammad.2006.Psikologi remaja.Surabaya:Pustaka Setia.
-
Nirmala, Andini T. dan A. Pratama,
Aditya 2003.Kamus lengkap bahasa
indonesia.Surabaya:Prima media.
[1] Muhammad Ali dan Muhammad Asrori.Psikologi remaja.Jakarta:Bumi
aksara.hal.1
[2] Andini T. Nnirmala, Aditya A.
Pratama.2003.Kamus lengkap bahasa
indonesia.Surabaya:Prima
media.hal162.
[3] Muhammad Ali dan Muhammad
Asrosri.Loc.cit.hal.1.
[4] Muhammad Ali dan Muhammad
Asrosri.Ibid.hal 2.
[5] Muhammad
Al-Mighwar.2006.Psikologi remaja.Bandung:Pustaka setia.hal.75
No comments:
Post a Comment
kotak saran